Indonesia menghadapi peningkatan jumlah food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah yang mengkhawatirkan. Laporan dari sebuah badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Environment Programme (UNEP), melalui UNEP Food Waste Index Report 2021, menunjukkan negara ini menempati peringkat kedua secara global dan utamanya di Asia Tenggara dengan menghasilkan 20,93 juta ton food waste setiap tahunnya.
Yang menjadikannya miris, Indonesia menempati peringkat ke-77 dari 125 negara dalam hal risiko kelaparan sesuai laporan Global Hunger Index tahun 2023 yang diterbitkan sebagai kerja sama antara Concern Worldwide sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang memiliki perhatian pada kemiskinan dan Welthungerhilfe yang merupakan salah satu organisasi donor swasta terbesar di Jerman.
Dampak dari food waste pada lingkungan pun tak dapat diabaikan. Kesalahpahaman bahwa pangan terbuang bersifat organik dan dapat terurai secara hayati ini berkontribusi pada lonjakan produksi sampah makanan. Ketika lonjakan ini tak mendapat perhatian, masalah serius seperti ancaman gas metana, pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan akibat buruknya pengelolaan sampah akan segera menjadi permasalahan baru.
“Food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah ini juga berkontribusi pada total emisi gas rumah kaca secara internasional. Menyadari hal ini, LG berkomitmen untuk turut mengatasi persoalan food waste dan insecurity sebagai isu penting dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Lee Tae-Jin, Presiden PT. LG Electronics Indonesia (LG).
Sebagai perusahaan perangkat elektronik global, LG berperan dalam meminimalkan pangan terbuang ini melalui pengembangan inovasi pada perangkat kulkas miliknya. Penciptaan kondisi sempurna untuk menjaga kesegaran dan rasa yang menjadi fokus utama inovasi ini, tak lepas dari keberadaannya sebagai komponen kunci dalam mengurangi jumlah makanan yang mesti terbuang. Kulkas LG InstaView Door-in-Door mencerminkan misi perusahaan membantu pemiliknya menyajikan makanan dan camilan lezat, sementara pada saat berbarengan, memungkinkan untuk memperpanjang umur bahan makanan.
Melangkah lebih jauh dari pengembangan teknologi, upaya LG untuk turut berkontribusi pada pengurangan food waste dan insecurity inilah yang kemudian menjadi dasar perusahaan dalam mengembangkan kampanye “Better life for all”. Menyasar generasi muda dengan fokus pada penanaman budaya pangan berkelanjutan, LG bekerja sama dengan organisasi nirlaba FoodCycle Indonesia.
Kampanye “Better life for all” merupakan bagian komitmen perusahaan terhadap Tata Kelola Lingkungan, Sosial dan Perusahaan (Environment, Social and Governance – ESG) di bawah pilar ‘LG Loves and Cares’.
“Kampanye inspiratif ini menunjukkan komitmen LG memperluas janji merek Life’s Good kepada masyarakat luas dengan meningkatkan kualitas hidup melalui inisiatif tanggung jawab sosial. Kami meyakini perlunya mengambil tindakan secara lokal untuk melakukan perubahan secara global,” tutup Lee Tae-Jin. (teks: umi, foto: dok .Ist)
Comment here